Diduga PHO 100% Direkayasa
Padang, JMG –
Sepandai-pandai menyimpan yang busuk, suatu saat pasti akan berbau
juga. Inilah yang diduga dilakukan petinggi Politeknik Negeri Padang dan
PT. Telkom Indonesia selaku rekanan pengadaan IT di politeknik
tersebut.
Kolaborasi nekat untuk merekayasa laporan pelaksanaan pengadaan
tersebut mulai terkuak saat JMG mendatangi kampus yang berada di komplek
Universitas Andalas tersebut. Di ruangan server masih terlihat barang
yang belum terpasang. Selain itu, beberapa barang terlihat masih didalam
kardus dan ditumpuk disalah satu lorong gedung Dekanat Politeknik.
Aidil Zamri, ST. MT, Direktur Politeknik Negeri Padang selaku Kuasa
Pengguna Anggaran saat hendak ditemui mengaku sedang rapat dengan
Pembantu Dekan. Ia menolak diwawancarai dan mengarahkan JMG untuk
langsung menemui PPK, Nunuk Nurdiana S.Kom.
Ditemui diruangannya, Nunuk selaku PPK langsung membantah adanya
pekerjaan yang belum selesai. Menurut Nunuk, sejak tanggal 28 Desember
2011, seluruh pekerjaan terkait pengadaan sudah selesai dikerjaan.
Informasi tentang tidak selesainya beberapa pekerjaan yang diperoleh
dari beberapa sumber, kata Nunuk, merupakan kesalahpahaman saja.“Pada
tanggal 28 Desember itu, seluruh jaringan udah
running (berjalan-red) semua,” ujarnya.
Dia mengakui bahwa ada beberapa
suit yang belum terpasang. Tapi menurutnya, tidak ada masalah dengan hal tersebut.“barangnya semua kan sudah
ready, tinggal pasang saja”, ujar Nunuk santai.
Dijelaskan Nunuk, Proyek Kementrian Pendidikan yang didanai APBN
dengan nilai lebih kurang Rp. 13.144.013.650 ini dimenangkan oleh PT.
Telkom Indonesia (Persero) dan merupakan penawar terendah nomor 3.
Selaku pemenang lelang, PT. Telkom Indonesia bertanggungjawab terhadap
seluruh pekerjaan meliputi pengadaan 77 item barang serta pemasangan
instalasi infrastuktur jaringan.
Nunuk juga mengatakan bahwa proyek besar ini sempat di addendum,
namun sama sekali tidak mengubah masa pekerjaan. “Ada perubahan, tapi
hanya spesifikasi barang”, ujarnya menjelaskan. Perubahan tersebut,
katanya lagi, adalah spesifikasi untuk Genset dari yang sebelumnya 30
jadi 50. Alasan perubahan tersebut dikarenakan barang dengan spek awal
sudah tidak ada lagi di pasaran.
Perubahan itu, menurut Nunuk, sama sekali tidak merugikan negara.
“Speknya lebih tinggi, ini kan justru menguntungkan negara,” jelasnya.
Meskipun mengaku terbuka, Nunuk berkilah saat JMG menanyakan perihal
barang-barang yang kedapatan masih ditumpuk di lorong ruangannya. “Itu
mah cuma kardus-kardusnya aja,” sebutnya. Sedangkan tentang adanya
barang yang masih ada di ruangan server, Nunuk hanya terdiam.
Begitu juga saat diminta memberikan salinan kontrak, PPK ini menolak.
Ia beralasan, karena kontrak adalah dokumen negara, maka dia harus
berkoordinasi terlebih dahulu dengan pimpinannya yakni Aidil Zamri.
Sementara itu, Aidil Zamri yang coba dihubungi kembali tetap mencoba
bungkam dan berkilah. Menurutnya spek dan item pekerjaan tidak perlu
bagi JMG. Saat dijelaskan bahwa sesuai UU No. 14 Tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik, dokumen kontrak adalah informasi yang
harus tersedia setiap saat, Aidil tetap bersikukuh menolak.
Anehnya, jelang beberapa hari setelah JMG melakukan investigasi ke
Politeknik Negeri Padang, salah seorang Ketua Ormas Wilayah Sumbar yang
mengaku teman dekat Aidil Zamri mencoba menghubungi Pimpinan Redaksi JMG
dan meminta agar berita ini tidak dipublikasikan. Sebab menurutnya,
tidak ada keganjilan dan penyimpangan dari proyek pengadaan tersebut.
Bahkan oknum itu mengatakan bahwa Aidil Zamri tidak mendapatkan apa-apa
dalam pengadaan tersebut.
Lebih lanjut oknum itu menceritakan bahwa dirinya tahu persis tentang
pengadaan tersebut. Mulai dari lobi ke Jakarta hingga pelaksanaannya.
“Saya tahu persis masalah itu. Gimana susahnya mengurus proyek tersebut
ke Jakarta. Saya juga terlibat dalam pengadaannya. Memang saya teman
dekat Aidil Zamri. Jadi saya minta berita ini tidak usah di terbitkan.
Kasihan dengan Pak Aidil yang tidak mendapatkan uang sepersenpun dalam
pengadaan itu”, ujarnya.
Ditempat terpisah, Mayor (Purn) Syamsir Burhan selaku Ketua Dewan LSM
Bersatu Sumbar mengaku kaget tentang adanya oknum Ketua Ormas
kepemudaan Wilayah Sumbar yang menjadi rekanan dalam pengadaan IT
bernilai belasan milyar di Politeknik Negeri Padang tersebut. “Kok bisa
oknum tersebut mengaku dia yang terlibat dalam pengadaan tersebut.
Bukankah rekanan pemenang tender adalah PT. Telokom Indonesia
(persero)?, tanyanya.
Lebih parahnya lagi, mengapa oknum tersebut terkesan membela Aidil
Zamri selaku penanggungjawab dalam pengadaan itu?. Seharusnya selaku
ketua ormas kepemudaan, oknum tersebut tidak boleh pasang badan dan
melindungi dugaan adanya kecurangan disuatu instansi atau perguruan
tinggi, tandas Symsir kecewa.
Nah, benarkan Aidil Zamri tidak menerima dana sepersenpun dari proyek
tersebut untuk pribadinya?. Serta sampai dimanakah keterkaitan oknum
ketua Ormas dalam pengadaan tersebut?.
Wallahuallam. *Redi/Ism